Wednesday, July 28, 2010

Mengenal Museum Pos Indonesia

Museum Pos Indonesia didirikan pada tahun 1931 dengan nama Museum PTT (Pos Telepon Telegrap). Museum ini terletak di bagian belakang kantor pos cilaki tepatnya di jl cilaki 73 Bandung.
Pada awalnya museum ini hanya menyajikan koleksi prangko indonesia ataupun luar negeri, bertepatan dengan Hari bhakti Postel tanggal 27 september 1983 museum yang telah direnovasi tersebut diresmikan oleh Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi dengan nama Museum Pos dan Giro.
Benda-benda yang dikoleksi tidak terbatas pada prangko saja namun di tambah dengan benda-benda lain yang bernilai sejarah antara lain peralatan pos, visualisasi, diarama kegiatan layanan pos dll.
Seiring dengan perubahan status perusahaan dari Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Giro menjadi PT Pos Indonesia, pada tanggal 20 juni 1996 nama museum berubah menjadi Museum Pos Indonesia.
Koleksi yang di simpan di Museum Pos Indonesia ini dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Koleksi Sejarah
salah satu koleksi yang ditampilkan adalah surat emas raja, surat menyurat sebagai alat komunikasi dalam bentuk sederhana sudah dikenal pada kerajaan-kerajaan di Indonesia seperti Kerajaan Mulawarman, Sriwijaya, taruma Negara, Mataram, Purnawarman dan Mojopahit.
Berdasarkan prasasti yang ditemukan di Kerajaan Sriwijaya bahasa yang digunakan adalah bahasa melayu kuno dengan kata-kata sansekerta. Huruf yang digunakan adalah huruf sansekerta yang berasal dari India Selatan yang disebut huruf Palawa, hurf inilah yang kemudian menjadi huruf jawa, sunda, bali dan batak.

2. Koleksi Filatelikoleksi benda filateli yang ditampilkan selain prangko indonesia juga terdapat koleksi prangko luar indonesia yang berasal dari 178 negara. Prangko pertama didunia yang terbit di Inggris atas gagasan sir Rowland Hill tanggal 6 mei 1840 bergambar Ratu Victoria yang lebih dikenal dengan sebutan prangko black penny disajikan dalam bentuj lukisan, sedang prangko pertama yang digunakan di Indonesia yang diterbitkan pemerintah Hindia Belanda tanggal 1 April 1864 bergambar Raja Willem III dengan nominal 10 cent sijaikan dalam bentuk aslinya.

3. Koleksi Peralatan
Brievenbus merupakan bis surat pada jaman belanda. bis surat yang terbuat dari bahan logam cor dengan berat kurang dari 400 kg ditempatkan di pinggir jalan strateis agar mudah dijangkau masyarakat dalam mengeposkan kirimannya.
Bis surat pertama kali di pakai tahun 1829 di kantor pos batavia, sedang bis surat umum pertama kali digunakan di kantor pos Semarang tahun 1850 dan kantor pos Surabaya 1864.
( dikutip dari brosur Museum Pos indonesia)

Monday, July 19, 2010

Koleksi Prangko Dari Tahun 1948 - 1968

Ini merupakan prangko indonesia yang terbit dari tahun 1948 sampau tahun 1968, nomer dikatalog prangko indonesia adalah l-1 s/d l-116 semua komplit set kecuali l-6 cetak tindih RIS kurang 5 prangko yaitu nominal rp 2, rp 3, rp 5, rp 10 dan rp 25 , semua prangko kondisi mint tapi sebagian besar agak tropis. ditambah dengan beberapa porto, prangko ct irian barat, ct riau dan untea semua kondisi juga mint. kondisi yang used hanya prangko ned indie.
semua prangko yang ada disini di jual rp 10. 000.000 (sold out)
Prangko l-1, l-2, l-3, l-4, l-5 dan l-6
Prangko l-6 (kurang nominal rp 2, rp 3, rp 5, rp 10 dan rp 25). l-7, l-8, l-9, l-10 dan l-11
Prangko l-12, l-13, l-14, l-15, l-16, l-17, l-18, l-19, l-20 dan l-21
Prangko l-22, l-23, l-24, l-25, l-26, l-27, l-28, l-29 dan l-30
Prangko l-30, l-31, l-32, l-33, l-34, l-35, l-36 dan l-37
Prangko l-38, l-39, l-40, l-41, l-42, l-43 dan l-44
Prangko l-45, l-46, l-47, l-48, l-49, l-50 dan l-51
Prangko l-51, l-52, l-53 dan l-54
Prangko l-54, l-55, l-56, l-57, l-58 dan l-59
Prangko l-59, l-60, l-61dan l-62
Prangko l-63, l-64, l-65, l-66, l-67 dan l-68
Prangko l-69, l-70, k-71, l-72, l-73 dan l-74


Prangko l-75, l-76, l-77, l-78,1-79, l-80 dan l-81Prangko l-82, l-83, l-84, l-85dan l-86
Prangko l-87, l-88, l-89 dan l-90
Prangko l-91, l-92 dan l-93
Prangko l-94, l-95 dan l-96
Prangko l-97, l-98, l-99, l-100 dan l-101
Terbitkan Entri
Prangko l-102, l-103, l-104, l-105, l-105, l-107, l-108 dan l-109
Prangko l-110, l-111, l-112, l-113, l-114, l-116
Prangko CT Riau lengkap R-1, R-2, R-3, R-4 dan Prangko l-115

Prangko Ct Irian Barat IB-1, porto irian barat P IB-1 dan prangko masa pendudukan jepang (prangko Riau dan Malaya JR-1)
Prangko Error tahun 1960 an
Prangko Untea dan porto P-13 dan P-14
Porto P-1, P-2, P-3, P-4 dan P-5

Prangko ned indie kondisi used
Prangko ned indie kondisi used

Saturday, July 17, 2010

KENANGAN ACARA DI YOGYAKARTA DAN JOMBANG

2 buah kegiatan bursa telah usai diikuti oleh suroboyo stamps, ini adalah kenangan yang tersisa dari bursa / pameran yang dilaksanakan di pura pakualaman yogyakarta 29 Juni - 4 juli 2010) dan GOR Merdeka Jombang Surabaya ( 9 - 15 Juli 2010)stand sepeda onthel

stand gabungan suroboyo stamps dengan rekan numismatik yogyakarta
gelar sebuah tarian di sela-sela acara bursa di pura pakualamanstand suroboyo stamps di acara pesta buku murah dan pekan budaya panji jombang, berbagai macam barang yang di jual mulai uang lama, benda filateli, buku-buku, kalaung, gelang dan tasbih dari buah kukaanak-anak yang tengah mengamati koleksi uang dan memilih prangko obralpanjangan uang lama dan filateli ternyata banyak menarik perhatian pengunjung
salah satu buku yang di jual tentang pit onthel
selain uang lama, gelang dan cincin juga menrik perhatian pengunjung
sebagian model kalung dan gelang yang dijual di counter suroboyo stampsBintang tamu Aceng, seorang pemegang rekor muri, bermain gitar dengan menggunakan kaki, karena Aceng terlahir tanpa mempunyai 2 belah tangan dan saat ini tengah berupaya memecahkan rekor untuk bermain drum selama 2 x 24 jam dan mengemudi mobil dari candi borobudur sampai ke jakarta dengan menggunakan kedua belah kakinya